Perpustakaan BKKBN Kepulauan Riau

Sabtu, 05 Juni 2021

e-Analisis Alkon Bulan April 2021

 Hasil Analisis Ketersediaan Alkon di Faskes Bulan April 2021 dengan memanfaatkan Aplikasi SIRIKA di publikasikan sebagai bahan referensi dan di Publikasikan dalam e-Analisis Alkon Bulan April 2021

Baca selanjutnya »»  

Jumat, 04 Juni 2021

e-Rakerda 2021

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Rapat Kerja Daerah Tahun 2021, Dokumen ini di publikasikan dengan tujuan unsebagai bahan referensi di tahun-tahun mendatang, serta arsip Perpustakaan yang dientry dalam bentuk e-Rakerda 2021.

Baca selanjutnya »»  

Minggu, 19 November 2017

PENGUKURAN FERTILITAS TAHUNAN

PENGUKURAN FERTILITAS TAHUNAN

  1. Tingkat fertilitas kasar (Crude Birth Rate) / CBR didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sbb: CBR tingkat kelahiran kasar CBR = Crude Birth Rate / tingkat kelahiran kasar Pm = Penduduk pada pertengahan tahun k = konstanta, biasanya 1000 B = jumlah kelahiran pada tahun tertentu. 
  2. Tingkat Fertilitas Umum Perbandingan jumlah kelahiran hidup dengan jumlah perempuan usia subur (15-49 tahun). Jadi sebagai penyebut tidak menggunakan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tetapi jumlah penduduk perempuan usia subur (15-49 tahun). GFR GFR = tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate)/ GFR B = jumlah kelahiran Pf (15-49) = jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun 3. Tingkat fertilitas menurut umur (Age Spesific Fertility Rate) Jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu (berjangka 5 tahun) antara umur 15-49 tahun. Age spesific Fertility rate ASFRI ASFRi : angka fertilitas menurut umur i : kelompok umur wanita Bi : jumlah kelahiran pada kelompok umur i pada suatu tahun tertentu Pfi : jumlah wanita pada kelompok umur I pada pertengahan tahun yang sama K : 1000 4. tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Spesific Fertility Rate)/ BOSFR Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat mungkin untuk mengukur tinggi rendahnya fertilitas di suatu Negara. Kemungkinan seorang istri untuk menambah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu, dan juga umur anak yang masih hidup. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran dapat ditulis dengan rumus: Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (BOSFR) BOSFR = Birth Order Spesific Fertility Rate Boi = jumlah kelahiran urutan ke-i Pf (15-49) = jumlah perempuan umur 15-49 pada pertengahan tahun K = 1.000 PENGUKURAN FERTILITAS KUMULATIVE 1. tingkat fertilitas total ( total fertility rates = TFR ) adalah sebagai jumlah kelahiran hidup laki2 dan perempuan tiap 1000 peduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksi dengan catatan : • tidak ada seorang perempuan yg meninggal seblum mengakhiri masa reproduksi • tingkat ferilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu. Tingkat fertilitas total (TFR) 2. Angka Reproduksi Kotor (Gross Reprodaction Rate = GRR) jumlah kelahiran hidup bayi perempuan dari suatu kohor perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya, dg asumsi tdk ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya. Angka Reproduksi Kotor (GRR) ASFRfi = angka kelahiran bayi perempuan pd klp umur i per 1000 permpuan klp umur i GRR = 5 x (ASFRf1+ASFRf2+ ….. + SFRf7) 3. Net reproductions rates (NRR) jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 perempuan dengan memperhotungkan kemungkinana meninggalkan perempuan2 itu sebelum masa reproduksi. Net Reproduction Rate (NRR) Contoh Perhitungan Pertambahan Penduduk Penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil proses-proses demograsi yaitu fertilitas,mortalitas, dan migrasi a. Kelahiran (fertilitas) Fertilitas (kelahiran) merupakan salah satu komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk.Selain fertilitas dikenal istilah lain yaitu natalitas dan kelahiran (birth).Semakin tinggi angka kelahiran di suatu negara semakin tinggi pula penduduk Negara tersebut. 
Bentuk-bentuk pengukuran dan perhitungan fertilitas :
1. Crude Birth Rate ( CBR ) atau Angka Kelahiran Kasar CBR diperoleh dengan cara membandingkan jumlah kelahiran selama satu tahun ( B ) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun ( P ) dikalikan K (konstan) dimana k biasanya 1.000 atau 100 CBR = x k B : jumlah kelahiran selama 1 tahun P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun K : bilangan konstan, biasanya 1000 Contoh : Soal : Penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2011 = 200 juta, sedang jumlah kelahiran selama tahun 2011 = 8 juta.Berapa CBR-nya ? Jawab : CBR = x 1000 = 40 Artinya tiap 1.000 penduduk selama satu tahun melahirkan 40 bayi.Perhitungan ini dikatakan kasar,karena pada penyebut (penduduk) dimasukan semua penduduk, laki-laki, perempuan, anak-anak dan orang lanjut usia, yang sebenarnya tidak melahirkan bayi. Kebaikan dari cara ini adalah perhitungannya sederhana, sedang kelemahannnya adalah tidak benar-benar mencerminkan angka fertilitas sebab penduduk itu termasuk anak-anak, orang tua, laki-laki perempuan dan sebagainya, dimana tidak seluruh penduduk melahirkan.

2. General Fertility Rate ( GFR ) atau Angka Kelahiran Umum General Fertility Rate adalah jumlah kelahiran hidup perseribu wanita usia usia 15-49 tahun pada tahun tertentu.Secara matematis dapat ditulis : CBR = x k B : jumlah kelahiran selama 1 tahun P : jumlah penduduk wanita umur 15-49 th pada pertengahan tahun K : bilangan konstan, biasanya 1000 Contoh Soal : Penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2011 sebesar 200 juta,penduduk wanita umur 15-49 tahun sebesar 60 juta sedang jumlah kelahiran selama tahun 2011 = 8 juta.Berapa GFR-nya ? Jawab : GFR = Artinya tiap 1.000 wanita umur 15 – 49 tahun selama satu tahun melahirkan 133,34 bayi.Kelemahan perhitungan ini adalah walaupun sudah dikelompokkan pada wanita usia 15 – 49 tahun, tetapi tidak dikelompokkan pada tiap kelompok umur tersendiri karena yang muda dan yang tua memiliki angka fertilitas yang berbeda.Sedang kebaikannya, perhitungan ini, lebih cermat dari pada CBR, sebab penduduk hanya wanita yang berumur 15 – 49 tahun atau wanita subur. 3. Age Specific Fertility Rate ( ASFR ) Age Specific Fertility Rate adalah perhitungan Angka fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.Pengukuran ini mengelompokkan wanita umur 15 – 49 tahun, menjadi kelompok yang lebih kecil, misalnya interval 5 tahunan beserta mencatat jumlah kelahiran yang terjadi pada tiap interval kelas tersebut, selama satu tahun. ASFR = x k Ket : Bi : jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i pada tahun tertentu Pif : jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i pada pertengahan tahun k : bilangan konstan, biasanya 1.000 Contoh ASFR Canada tahun 1962. Contoh perhitungan : ASFR 15 – 19 = ASFR20-24 = dsb 4. Age Spesific Marital Fertility Rate ( ASMFR ) Age Spesific Marital Fertility Rate adalah pengukuran ini membandingkan jumlah kelahiran dalam satu tahun,pada kelompok umur wanita yang lebih kecil, dengan jumlah wanita yang kawin pada kelompok umur yang lebih kecil dan sama kelompoknya dalam satu tahun dikalikan konstan. Rumus : ASMFR = Ket : Bi : jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i pada tahun tertentu Pif : jumlah penduduk perempuan yang kawin pada kelompok umur i pada pertengahan tahun k : bilangan konstan, biasanya 1.000 1. Total Fertility Rate ( TFR ) Total Fertility Rate adalah banyaknya anak yang dipunyai oleh 1.000 wanita apabila mereka telah berhasil melalui masa chieldbearing ( telah melahirkan ). Cara perhitungannya : Hasil besarnya ASFR dijumlah kemudian dikalikan dengan besarnya kelas interval ( misal : 5 tahun ) mendapat TFR. Rumus TFR15-49 = 5 Contoh : Dari contoh AFR tersebut diatas, maka TFR = = 3,8 Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk : • Ø Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas) 1. Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki. 2. Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan. 3. Pernikahan usia dini (usia muda). 4. Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki. 5. Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak. • Ø Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas) 1. Adanya program Keluarga Berencana (KB). 2. Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan. 3. Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi PNS. 4. Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan. 5. Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir. 6. Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak. b. Kematian (mortalitas) Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran mortalitas : a) Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar Crude Death Rate adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, seribu penduduk pada pertengahan tahun. Rumus = CDR = Ket : D = jumlah kematian pada tahun tertentu. P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu. k = konstan, biasanya 1.000 Contoh Soal = Penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2011 = 200 juta, sedang jumlah kematian selama tahun 2011 = 2,5 juta.Berapa CDR-nya ? CDR = x 1.000 = 12,5 Artinya tiap seribu orang pada tahun 2011 terdapat 12,5 orang yang meninggal. b) Age Specific Death Rate (ASDR) Age Specific Death Rate adalah jumlah kematian penduduk pada tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.Risiko kematian akan berbeda dari satu orang ke orang lain,orang umur 40 tahun akan mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dari pada orang yang berumur 20 tahun. Rumus = ASDR : Ket : D.i = jumlah kematian pada umur i P.i = jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada umur i k = konstan, biasanya 1.000 Contoh soal : Jumlah penduduk daerah A yang berumur 5-9 tahun sebesar 16 juta.Jumlah kematian dari mereka sebesar 60 ribu jiwa. Jawab = ASDR = x 1.000 = 3,75 c) Infant Mortality Rate (IMR) Infant Mortality Rate adalah tingkat kematian bayi yang berumur 0-12 bulan atau dibawah satu tahun. Rumus = IMR : Ket = D.o = jumlah kematian anak dibawah umur 1 tahun pada tahun tertentu B = jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu k = konstan, biasanya 1.000 • Faktor pendorong kematian (promortalitas) 1. Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya. 2. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya. 3. Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah. 4. Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya. 5. Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat. • Faktor penghambat kematian (antimortalitas) 1. Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik. 2. Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan. 3. Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat diobati. 4. Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut.
Demikian disampaikan semoga bermanfaat dan sukses selalu dalam melaksanakan tugas.

Wassalam

Eef-Syaifuddin
Baca selanjutnya »»  

Senin, 16 September 2013

Membuat Piramida Penduduk Dengan SPSS

Baca selanjutnya »»  

Otak Kiri dan Kanan Itu Hanya Mitos



Ketika diriset, tak ada temuan ilmiah yang bisa membuktikannya.


Selama ini diyakini karakter maupun kepribadian seseorang dipengaruhi oleh kerja otak kiri dan otak kanan. Otak kiri dipahami dominan dengan hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis, membaca maupun menganalisis.

Sementara otak kanan berperan dalam hal pengendalian emosi. Pada otak kanan, terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis, dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya.

Tapi, penelitian dari ilmuwan University of Utah berkesimpulan keyakinan itu adalah omong kosong. Hanya mitos belaka.

Dilansir LiveScience, 5 September 2013, peneliti telah berkesimpulan itu setelah menganalisis lebih dari 1.000 sampel otak. Mereka tak menemukan bukti-bukti bahwa orang tertentu lebih dominan menggunakan otak kiri maupun kanan.

Sepanjang penelitian, semua responden malah menggunakan otak mereka secara bersamaan.

Menurut pemimpin studi, Dr Jeff Anderson direktur fMRI Neurosurgical Mapping Service, University of Utah, memang meyakini adanya kecenderungan orang lebih menggunakan bagian otak yang lain guna menjalankan fungsi tertentu. Kecenderungan itu disebut lateralisasi.

Tapi, menurutnya tidak berarti penulis atau orator lebih menggunakan otak kiri lebih daripada otak kanan.

Salah paham

Menurut Anderson, terdapat kesalahpahaman bahwa untuk menganalisis dilakukan pada satu bagian otak saja dan semua proses kreatif juga hanya terjadi pada sisi otak yang berlawanan.

Ia malah membantah, hal itu lebih merupakan hubungan antara semua daerah otak yang memunginkan manusia untuk terlibat dalam kreativitas dan berpikir analitis.

"Ini bukan kasus otak kiri berhubungan dengan logika sementara penalaran lebih dominan di otak kanan," jelas Anderson. "Demikian halnya kreativitas, prosesnya tak didominasi pada otak kanan melebihi otak kiri," tegasnya.

Tim Anderson telah melakukan pindai otak responden berusia 7 hingga 29 tahun. Peneliti memeriksa otak mereka saat beristirahat.

Peneliti menemukan aktivitas pada 7.000 bagian otak dan kemudian memeriksa koneksi saraf bagian dalam dan saraf di antara daerah tersebut.

Meski peneliti melihat kantung lalu lintas saraf berat pada daerah tertentu. Dan rata-rata, lanjut peneliti, kedua sisi otak pada dasarnya sama dalam hal jaringan saraf dan konektivitas.

"Pada beberapa orang, kami tidak melihat pola yang mana seluruh jaringan otak kiri maupun otak kanan lebih terhubung," jelas Jared Nielsen, mahasiswa pascasarjana, yang juga terlibat pada studi itu. 




 

 

 

 

 

 

Baca selanjutnya »»  

Peneliti Australia: Pria Punah 5 Juta Tahun Lagi



Kromosom Y punah. Ada kemungkinan muncul spesies hominid baru.
Proses evolusi kromosom Y, kromosom penentu jenis kelamin laki-laki, dianggap tidak stabil.
Peneliti genetika Universitas LaTrobe Australia, Profesor Jenny Graves mengungkapkan, dalam waktu lima juta tahun ke depan, dampak evolusi kromosom itu bisa jadi mengakibatkan punahnya jenis kelamin pria.

Jenny mendasarkan pada perhitungan penyusutan kromosom Y. Sekitar 166 juta tahun yang lalu, kromosom Y mempunyai 1.669 gen. Namun, hari ini jumlahnya menyusut menjadi 45 gen saja. Artinya, per satu juta tahun, gen kromosom Y hilang 9,8 gen.

"Dengan perhitungan tersebut, kromosom Y akan punah dalam 4,6 juta tahun yang akan datang, dan pria bisa punah," jelas Profesor Jenny dalam presentasi seminar "Genom Aneh pada Hewan, Jenis Kelamin dan Masa Depan Pria" di Kedubes Australia, Kuningan, Jakarta, Rabu 21 Agustus 2013.

Dia menyebutkan, penyebab merosotnya gen yakni mutasi, pembatalan, dan penyisipan sel secara terus menerus dalam testis.

Menurutnya tempat testis berkembang menjadi lingkungan yang kurang baik bagi kromosom Y. Dalam evolusi itu, gen potensial laki-laki yang dibawa oleh kromosom Y, banyak yang disalin ke kromosom X. Akibatnya, jenis kelamin laki-laki bisa menyusut di masa depan.

Ia juga berspekulasi, bila nantinya manusia tidak punah, maka gen dan kromosom penentu jenis kelamin baru akan berevolusi. "Ini proses yang alamiah. Mungkin nantinya akan mengarah pada evolusi spesies hominid baru," katanya.
Baca selanjutnya »»  

Jumat, 02 Agustus 2013

HAKEKAT IDUL FITRI

Setiap tanggal 1 syawal seluruh umat Islam diseluruh dunia selalu merayakan Hari Idul Fithri dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur. Hari Raya Idul Fithri merupakan puncak dari seluruh rangkaian proses ibadah selama bulan Ramadhon, dimana dalam bulan tersebut kita melakukan ibadah shaum dengan penuh keimanan kepada Allah SWT. Penetapan Hari Raya Idul Fithri oleh Rasulullah SAW dimaksudkan untuk menggantikan Hari Raya yang biasa dilaksanankan orang­orang Madinah pada waktu itu. Hal ini sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW yaitu :
"Jabir ra. Berkata : Rasulullah SAW datang ke Madinah, sedangkan bagi penduduk Madinah ada dua hari yang mereka ( bermain-main padanya dan merayakannya dengan berbagai permainan). Maka Rasulullah SAW bertanya : " Apakah hari yang dua ini ? " Penduduk Madinah menjawab : " Adalah kami dimasa jahiliyah bergembira ria padanya ". Kemudian Rasulullah bersabda : " Allah telah menukar dua hari itu dengan yang lebih baik yaitu Idul Adha dan Idul Fithri ". (HR Abu Dawud)
Di negara Indonesia, Hari Raya Idul Fithri juga merupakan puncak pengalaman hidup sosial dan spiritual keagamaan masyarakat Indonesia. Dapat dikatakan bahwa seluruh kegiatan masyarakat selama satu tahun diarahkan untuk dapat merayakan hari besar itu dengan sebaik-baiknya. Mereka bekerja dan banyak yang menabung untuk kelak mereka nikmati pada saat tibanya Idul Fithri.
Hari raya yang juga disebut lebaran itu sebanding dengan perayaan Thanks Giving Day di Amerika Serikat, saat rakyat negeri itu bersuka-ria dengan bersyukur kepada Tuhan bersama seluruh keluarga. Gerak mudik rakyat Indonesia juga mirip sekali dengan yang terjadi pada orang-orang Amerika menjelang Thanks Giving Day itu. Semuanya merasakan dorongan amat kuat untuk bertemu ayah-ibu dan sanak saudara, karena justru dalam suasana keakraban kekeluargaan itu hikmah Idul Fithri atau Thanks Giving Day dapat dirasakan sepenuh-penuhnya.
Sebagai hari raya keagamaan, Idul Fithri pertama-tama mengandung makna keruhanian. Tapi karena dimensi sosialnya sedemikian besarnya, khususnya dimensi kekeluargaannya, maka Idul Fithri juga memiliki makna sosial yang amat besar. Dan juga dilihat dari segi bagaimana orang bekerja dan menabung untuk berlebaran, Idul Fithri juga mempunyai makna ekonomis yang besar sekali bagi masyarakat Indonesia. Cukup sebagai indikasi tentang hal itu ialah bagaimana daerah-­daerah tertentu memperoleh limpahan ekonomi dan keuangan dari para pemudik, sehingga pemerintah daerah bersangkutan merasa perlu menyambut dan mengelu-elukan kedatangan warganya yang bekerja di kota-kota besar itu.


PENGERTIAN IDUL FITHRI
Makna keruhanian Idul Fithri dapat dipahami dengan baik jika kita dapat melihatnya dari sudut pandang keagamaan yang melatarbelakanginya. Seperti halnya dengan semua pranata keagamaan, Idul Fithri berkaitan langsung dengan ajaran dasar Islam. Karena itu makna Idul Fithri merupakan rangkuman nilai-nilai Islam dalam sebuah kapsul kecil, dengan muatan simbolik yang sangat sentral.
Mayoritas umat Islam mengartikan Idul Fithri dengan arti "kembali menjadi suci ", pendapat ini didasari oleh sebuah hadits Rasullullah SAW yaitu :
“Barang siapa yang melaksanakan ibadah shaum selama satu bulan dengan penuh keimanan kepada Allah SWT maka apabila ia memasuki Idul Fithri ia akan kembali menjadi Fithrah seperti bayi (Tiflul) dalam rahim ibunya " (HR Bukhari )
Kalau ditilik kembali, pendapat yang mengartikan idul Fithri dengan "kembali menjadi suci" tidak sepenuhnya benar, karena kata "Fithri" apabila diartikan dengan "Suci" tidaklah tepat. Sebab kata "Suci" dalam bahasa Arabnya adalah "Al Qudus" atau "Subhana". Oleh karena itu, menurut penulis istilah Idul Fithri dapat ditelusuri minimal dalam tiga pengertian yaitu sebagai berikut:
Untuk memperoleh pengertian itu kita bisa memulainya dengan melihat makna asal ungkapan Arab id al-fithr. Kata id berasal dari akar kata yang sama dengan kata `awdah atau `awdat-un, `adab atau adat-un dan isti'adat-un. Semua kata-kata itu mengandung makna asal "kembali" atau "terulang" (perkataan Indonesia "adat-istiadat" adalah pinjaman dari bahasa Arab `adat-un wa isti 'adat-un yang berarti sesuatu yang selalu akan terulang dan diharapkan akan terus terulang, yakni, sebagai "adat kebiasaan"). Dan hari raya diistilahkan sebagai id karena ia datang kembali berulang-ulang secara periodik dalam daur waktu satu tahun.
Makna asal kata-kata "fithri" kiranya sudah jelas, karena satu akar dengan kata "fitrah" (fithrah), yang artinya "Pencipta" atau "Ciptaan". Secara kebahasaan, fithrah mempunyai pengertian yang sama dengan khilqah, yaitu "ciptaan" atau "penciptaan". Tuhan Yang Maha Pencipta disebut dengan A-Khaliq, atau Al-Fathir. Sebagai contoh, misalnya kita lihat dalam Al Qur'an :
" Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi". (QS Al Fathir 35 : 1)
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa kata "Idul Fithri" mempunyai minimal tiga pengertian yaitu :
1.Kembali ke Awal Penciptaan.
2.Kembali ke Penciptaan Yang Awal.
3.Kembali ke Sang Maha Pencipta.

IDUL FITHRI SEBAGAI PROSES KE AWAL PENCIPTAAN

Menurut para ahli tasawuf, hakikat manusia dibagi menjadi dua bangunan utama yaitu bangunan jasmani dan bangunan rohani. Bangunan jasmani manusia diciptakan oleh Allah melalui enam proses kejadian yaitu :
1.Saripati tanah.
2.Saripati mani.
3.Segumpal darah.
4.Segumpal daging.
5.Pertumbuhan tulang belulalang.
6.Pembungkusan tulang belulang dengan daging.
7.Peniupan Roh-Ku ke dalam janin.
Proses tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur'an yaitu :
"Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari saripati tanah. Kami jadikan saripati tanah itu menjadi air mani yang ditempatkan dengan kokoh ditempat yang teguh. Kemudia air mani itu Kami jadikan segumpal darah., dari segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, Kami jadikan pula tulang belulang. Kemudian tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging kembali ". (QS Al Mu'minun 23 : 12 – 14 )
"Kemudian Ia menyempurnakan penciptaan-Nya dan Ia tiupkan padanya sebagian dari Roh-Nya dan Ia jadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan rasa, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur". (QS As Sajadah 32 : 9)
Berdasarkan firman Allah tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa setiap manusia lahir atau diciptakan pasti akan melalui proses kejadian bayi dalam kandungan yang telah mendapat tiupan Roh dari Allah (Roh-Ku).
Berdasarkan penyelidikan para ahli embriologi, dapat diketahui fase-fase perkembangan seorang bayi dalam kandungan dan juga keadaan dan ciri-ciri dari bayi tersebut yaitu :
Seorang bayi dalam kandungan selalu dibungkus oleh lapisan Amnion yang berisi air ketuban (amnion water atau kakang kawah). Karena seorang bayi berada didalam air ketuban, maka sembilan lubang yang ada pada jasmaninya secara otomatis tertutup atau belum berfungsi secara sempurna. Kesembilan lubang itu adalah : dua lubang telinga, dua lubang mata, dua lubang hidung, satu lubang mulut, satu lubang kemaluan dan satu lubang anus. Tetapi ada satu lubang yang kesepuluh yang justru terbuka yaitu lubang pusar yang dihubungkan oleh tali plasenta ke rahim ibu. Tali plasenta ini berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari rahim ibu kepada bayi tersebut. Dalam falsafah orang Jawa tali plasenta tersebut dinamakan Adik Ari-ari.
Dengan tertutupnya sembilan lubang yang terdapat pada jasmani seorang bayi dalam kandungan rahim ibu, maka secara otomatis seluruh indera bayi belum berfungsi secara sempurna, dengan kata lain, bayi tersebut pada saat itu belum bisa melihat, mendengar, bernafas, berkata-kata secara sempurna, dan juga belum bisa buang air besar maupun buang air kecil. Tetapi Rohani bayi tersebut pada saat itu sudah berfungsi sifat ma'aninya. Apa yang dirasakan oleh bayi pada saat berada dalam rahim ibu, tidak seorangpun mengetahuinya, kecuali oleh bayi itu sendiri. Sayangnya setiap bayi yang telah tumbuh dewasa tidak dapat mengingat apa yang telah ia rasakan pada waktu ia berada dalam kandungan rahim ibunya.

IDUL FITHRI SEBAGAI PROSES KEMBALI KE PENCIPTAAN YANG AWAL

Dalam pengertian ini, semua segi kehidupan seperti makan, minum, tidur, dan apa saja yang wajar, tanpa berlebihan, pada manusia dan kemanusiaan adalah fitrah. Semuanya itu bernilai kebaikan dan kesucian, karena semuanya berasal dari design penciptaan oleh Tuhan. Karena itu berbuka puasa atau "kembali makan dan minum" disebut ifthar, yang secara harfiah dapat dimaknakan "memenuhi fitrah" yang suci dan baik. Dengan perkataan lain, makan dan minum adalah baik dan wajar pada manusia, merupakan bagian dari fithrahnya yang suci. Dari sudut pandang ini kita mengerti mengapa Islam tidak membenarkan usaha menempuh hidup suci dengan meninggalkan hal-hal yang wajar pada manusia seperti makan, minum, tidur, berumah tangga, dan seterusnya. Berkenaan dengan ini Nabi Saw pernah memberi peringatan keras kepada salah seorang sahabat beliau, bernama `Utsman ibn Mazh'um', yang ingin menempuh hidup suci dengan tindakan semacam pertapaan. Nabi juga dengan keras menolak pikiran sementara sahabat beliau yang ingin menempuh hidup tanpa kawin. Semua tindakan meninggalkan kewajaran hidup manusia adalah tindakan melawan fithrah, jadi juga tidak sejalan dengan sunnah.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam hari raya Idul Fithri terkandung makna kembali kepada hakikat yang wajar dari manusia dan kemanusiaan. Kewajaran itu adalah pemenuhan keperluan untuk makan dan minum sehingga makna sederhana Idul Fithri dapat diartikan "Hari Raya Makan dan Minum" setelah berpuasa sebulan.

IDUL FITHRI SEBAGAI PROSES KEMBALI KE SANG MAHA PENCIPTA

Jika kita telusuri ke belakang, pangkal mula pengertian Idul Fithri ialah ajaran dasar agama bahwa manusia diciptakan Allah dalam fitrah kesucian dengan adanya ikatan perjanjian antara Allah dan manusia sebelum manusia itu lahir ke bumi. Perjanjian primordial itu berbentuk kesediaan manusia dalam alam ruhani untuk mengakui dan menerima Allah, (Tuhan Yang Maha Esa), sebagai "Pangeran" atau "Tuan" baginya yang harus dihormati dengan penuh ketaatan dan sikap berserah diri yang sempurna (Islam). Hal ini digambarkan dalam al-Qur'an, demikian :
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengambil dari anak-cucu Adam, yaitu dari pungung-punggung mereka, keturunan mereka dan dia mempersaksikan atas diri mereka sendiri, "Bukankah Aku ini
Tuhan kamu? ‘ Mereka semua menjawab :” Benar, kami bersaksi”. Demikianlah, supaya kamu tidak berkata kelak pada hari kiamat : "sesungguhnya kami lalai tentang hal ini” (QS Al A 'raf 7 : 127)
Karena setiap jiwa manusia menerima perjanjian persaksian itu, maka setiap orang dilahirkan dengan pembawaan alami untuk "menemukan" kembali Tuhan dengan hasrat berbakti dan berserah diri kepada-Nya ("ber-islam"). Melalui wahyu kepada Rasulnya, Allah mengingatkan akan adanya perjanjian itu, akan kelak di hari kiamat, ketika setiap jiwa menyaksikan akibat amal perbuatannya sendiri yang tidak menyenangkan, dikarenakan tidak mengenal Tuhannya, janganlah mengajukan gugatan kepada Tuhan dengan alasan tidak menyadari akan adanya perjanjian itu. Sebab, terkias dengan dunia bawah sadar dalam susunan kejiwaan kita, perjanjian primordial tersebut tidak dapat kita ketahui dan rasakan dalam alam kesadaran, tetapi tertanam dalam bagian diri kita yang paling dalam, yaitu ruhani kita. Maka kita semua sangat rawan untuk lupa dan lalai kepada kenyataan ruhani.
"Sesungguhnya merugilah orang-orang yang mendustakan akan menemui Allah sehingga apabila datang Hari Berbangkit dengan tiba-tiba mereka berkata : "Aduhai penyesalan kami atas kelengahan kami (karena tidak mau menemui Allah ketika masih hidup) di dunia" Sungguh mereka memikul dosa, amat berat apa yang mereka pikul itu ". (QS Al An 'am 6 : 31)
Biarpun jauh sekali berada dalam bagian-bagian dasar kedirian kita, yang berhubungan dengan alam kejiwaan bawah sadar, namun karena adanya perjanjian primordial itu maka kesadaran kita tetap mempengaruhi seluruh hidup kita. Adanya perjanjian primordial itu, yang sama dengan alam bawah sadar, merupakan asal muasal pengalaman tentang kebahagiaan dan kesengsaraan. Kita dapat periksa secara analitis kedirian kita yang terdiri dari paling tidak tiga jenjang kewujudan : pertama, wujud kebendaan atau jasmani (jimani, fisiologis); kedua, wujud kejiwaan atau nafsani (nafsani, psikologis); dan ketiga, wujud kesukmaan atau ruhani (ruhani, spiritual). Pengalaman bahagia atau sengsara yang berpangkal dari keberhasilan atau kegagalan memenuhi perjanjian dengan Tuhan adalah merupakan pengalaman ruhani.
Keutuhan atau keterpecahan psikologis merupakan pangkal pengalaman senang atau susah yang lebih tinggi dan mengatasi perasaan nyaman dan tidak nyaman oleh keadaan badan yang sehat atau sakit. Dan pengalaman bahagia atau sengsara dalam dimensi ruhani mengatasi dan lebih tinggi dari pada pengalaman manapun, psikologis, apalagi fisiologis, hidup manusia. Jadi juga lebih hakiki, lebih abadi, dan lebih wujud dari pada lain-lainnya itu.
Semua pengalaman fisiologis nyaman atau tidak nyaman, pengalaman psikologis senang atau tidak senang, dan pengalaman spiritual bahagia atau tidak bahagia selalu terkait dengan terpenuhi atau tidak terpenuhi hasrat untuk kembali kepada asal. Sejak dari bayi yang merindukan ibunya dan merasa tenteram setelah berkumpul dengan ibunya itu, sampai kepada kerinduan setiap orang untuk berkumpul dengan keluarganya dan kembali ke kampung halaman tempat ia dilahirkan atau dibesarkan (yang merupakan dasar kejiwaan dorongan "mudik", baik saat lebaran di Indonesia maupun saat Thanks Giving Day di Amerika), hasrat untuk kembali ke asal itu langsung berkaitan dengan pengalaman-pengalaman mendalam pada masing-masing diri manusia.
Hasrat untuk kembali yang paling hakiki ialah hasrat untuk kembali menemui Tuhan, asal segala asal hidup manusia. Terkias dengan hasrat seorang anak untuk kembali kepada orang tuanya yang diwujudkan dalam keinginan naluriah untuk berbakti kepada keduannya, hasrat untuk kembali kepada Tuhan juga disertai dengan keinginan naluriah untuk berbakti atau menghambakan diri ('abda, ber-ibadah) dan berserah diri (aslama, ber-Islam) kepada-Nya. Tidak ada bakat atau pembawaan manusia yang lebih asli dan alami dari pada hasrat untuk menyembah dan berbakti. Karena itu semua, maka ada ungkapan suci, "Kita semua berasal dari Allah dan kita semua kembali kepada-Nya" (QS 2:156). Karena itu wajar sekali bahwa seruan dalam Kitab Suci agar semua manusia kembali (ber-inabah) kepada Tuhan sekaligus dibarengi dengan seruan untuk berserah diri (ber-islam) kepada-Nya.
Baca selanjutnya »»  

BUMI YANG TERDESAK

Baca selanjutnya »»  

Jumat, 19 Juli 2013

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN



KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN

Komposisi Penduduk ini berguna untuk :
1.       Meramalkan jumlah bayi yang akan lahir di tahun-tahun mendatang dan sekaligus menekan angka kelahiran bayi itu sendiri.
2.       Menghitung Pertumbuhan Penduduk Suatu Wilayah
3.       Menghitung Pertumbuhan Penduduk Sosial
Ket. : Pt = Pertumbuhan penduduk
L    = Kelahiran
M  = Kematian
I    = Imigrasi
E    = Emigrasi

Contoh soal ;
Dari data penduduk 2010, Kelurahan Sukamerindu Kota Bengkulu berjumlah 10.000 jiwa, natalitas= 45%, mortalitas= 25%, penduduk yang masuk = 30 orang, sedangkan yang keluar = 20 orang. Hitunglah pertumbuhan penduduk desa tersebut ?
Jawab :
Diket. :
kelahiran = 40%
kematian = 25%
jumlah penduduk = 10.000 jiwa
imigrasi = 30 jiwa
Emigrasi = 20 jiwa
Ditanyakan : Pt = . . . . . . ?
Maka Pt= ( L – M ) + ( I – E ) + jumlah penduduk tertentu,
Presentase L - M = 45% - 25% = 20%
L – M = . 10.000 = 2000 jiwa
I – E = 30 – 20 = 10 jiwa
Sehingga pertumbuhan penduduk Kelurahan Sukamerindu adalah Pt = 2000 + 10 +10.000 = 12.010 jiwa.
Baca selanjutnya »»